Bencana alam yang melanda Sumatera beberapa waktu lalu meninggalkan kisah penuh duka sekaligus menunjukkan ketangguhan masyarakat yang terkena dampaknya.
Curah hujan tinggi yang terus-menerus mengguyur wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memicu terjadinya banjir bandang serta longsor di berbagai titik.
Peristiwa itu mengakibatkan kerusakan parah pada rumah penduduk, memutus akses transportasi, dan memaksa ribuan warga untuk mengungsi demi keselamatan.
Menurut data BNPB per 6 Desember 2025, tercatat sedikitnya 883 jiwa meninggal dunia akibat bencana yang melanda tiga provinsi tersebut.
Di antara puing-puing bangunan dan tumpukan kayu besar yang terseret arus, terdapat satu masjid di Aceh yang masih berdiri utuh. Masjid itu berada di kompleks sebuah pondok pesantren di Desa Tanjung Karang, Aceh.
Fenomena tersebut ramai diperbincangkan masyarakat dan menjadi viral di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak masjid itu tetap kokoh meski diterjang banjir bandang dan longsor di Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
Pada bagian lantai dasar masjid terlihat tertutup endapan pasir berwarna gelap yang terbawa arus. Meski begitu, bangunannya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda retak ataupun rusak.
Air bah yang melintas dengan deras tidak masuk ke dalam ruang utama masjid, melainkan hanya mengalir di sisi kiri serta kanan bangunan.
Di lain sisi, beberapa bangunan di sekitar masjid—termasuk masjid lain yang berdekatan—mengalami kerusakan akibat terjangan banjir dan longsor tersebut.
Selain itu, Jembatan Lampahan yang berada tak jauh dari lokasi masjid juga dilaporkan putus total diterjang arus.
Dna














